Murdi bLues
Rabu, 15 Oktober 2014
Tugas Pengantar manajemen Umum (PMU) : Multi Level Marketing
TUGAS KELOMPOK
PENGANTAR MANAJEMEN UMUM
Diajukan
Untuk Memenuhi Nilai Tugas Pengantar Manajemen Umum.
AnggotaKelompok D :
1.
Nisa ul’sa’adah ( Notulen)
2.
Melina Rizki ( Pembuat makalah)
3.
Bayu Adi Saputra( pemateri 2)
4.
Murdiyanto( Moderator )
5.
Roby Vernandes( Pemateri 3 )
6.
Geri Darmawan ( pemateri 1)
7. juandi Silalahi ( pembuat makalah)
Materi : Multi Level Marketing (MLM)
STMIK MIC CIKARANG
TAHUN AJARAN 2014/201
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur
senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang kasih-Nya
ibarat laut tak bertepi dan cinta-Nya ibarat sungai tak berujung. Sholawat beriring
salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Baginda Besar Nabi Muhammad
SAW, beliaulah sang revolusioner dunia, yang telah merubah zaman gelap gulita menjadi zaman yang terang benderang
ini.
Allhamdulillah,
dengan segala kemampuan yang ada, kami selaku tim penyusun telah berhasil
menyelesaikan Tugas Makalah Pengantar Manajemen Umum tentang Multi Level
Marketing. Beribu terimakasih kami ucapkan kepada Alloh SWT yang telah
memudahkan kami dalam menyusun laporan ini. Kepada Bapak Asep Jalaludin, S.T,
M.M selaku dosen pembimbing yang selalu
mengarahkan kami sehingga laporan ini bisa kami susun dengan baik. Terimakasih
juga kepada pihak – pihak yang telah membantu kami dalam memberikan referensi
dan rujukan sehingga bisa menjadi pedoman dan tolak ukur kami dalam menyusun makalah.
Kami berharap
makalah ini dapat diterima oleh semua pihak. Semoga makalah ini dapat digunakan
dengan sebaik baiknya. Kami memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
kata – kata yang mungkin tidak berkenan di hati pembaca.
Kami mengharapkan masukan berupa kritik dan saran
yang membangun, sehingga kesalahan – kesalah yang terdapat dalam penyusunan
makalah ini tidak akan terulang lagi dikemudian hari.
Wassalamu
‘alaikum Wr.Wb
Cikarang,
20 September 2014
Dosen Pembimbing
Bpk. Asep Jalaludin, S.T, M.M.
|
Hormat Kami,
ttd
(Tim Penyusun)
|
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penulisan
1.4
Manfaat Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Devinisi Multi Level Marketing
2.2
Sejarah Multi Level Marketing
2.3
Mekanisme Kerja Multi Level Marketing
2.4 Karakteristik Bisnis
Multi Level Marketing
2.5 Alasan Pendistribusian
Secara MLM
2.6 Istilah Dalam Dunia MLM
2.7 Sistem Konsep Piramida
2.8 Perbedaan Sistem Konsep
Piramida Dengan MLM
BAB III PT K-LINK INDONESIA
3.1 Tentang K-Link
Indonesia
3.2 Visi & Misi
Perusahaan
3.3 Nilai – Nilai Dasar
Perusahaan
3.4 Filosofi K-Link
Indonesia
3.5 Komitmen K-Link
3.6 Mengapa Memilih
K-Link?
3.7 Board Of Directur
3.8 Penghargaan Yang Telah
Diterima K-Link
3.9 Dirrect Selling
3.1.1 Fatwa Ulama
Tentang K-Link
3.1.2 Jenjang Karir Di
K-Link
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
BAB V LAMPIRAN
5.1
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Di Dunia yang serba
canggih ini, perkembangan teknologi dan industri semakin meningkat. Tak
terkecuali di dunia pemasaran / marketing. Kemajuan dalam dunia pemasaran ini
menyeret negara kita Indonesia untuk tidak ketinggalan dengan sistem – sistem
management yang berkembang pesat di dunia.
Pemasaran
dalam saat ini ditandai dengan perubahan – perubahan yang sangat
penting.Orientasinya tidak lagi untuk menciptakan keuntungan yang sebesar –
besarnya, namun melalui menciptakan pelanggan sebanyak mungkin dengan cara
meningkatkan kualitas produk agar pelanggan puas (customer satisfaction).
Pemasaran
telah didefinisikan dalam berbagai pengertian.
Menurut Wiliam J. Stanton (Khotijah, 2004 : 11)
pemasaran adalah suatu sistim total dalam kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merncanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik
kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Segala
langkah dan usaha tersebut merupakan suatu proses yang di dalam manajemen
pemasaran disebut sebagai suatu proses manajemen pemasaran.
Definisi tersebut menguraikan bahwa manajemen
pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian yang mencakup barang, jasa, dan gagasan dengan tujuan menghasilkan
kepuasaan bagi pihak pihak yang terlibat.
Manajemen
pemasaran mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan.
Salah satu sistem manajemen pemasaran adalah Multi
Level marketing (MLM) yang saat ini tengah dipergunakan oleh perusahaan
tertentu untuk memasarkan produk mereka.
Multi Level Marketing merupakan salah satu metode cara penjualan . di Indonesia juga
telah menjamur beberapa perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran Multi
Level Marketing. Diantarnya yaitu perusahaan K-Link, Sophie Martin, dan masih
banyak lagi.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah
satu perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing, yaitu adalah
perusahaan K-link, yang memasarkan berbagai jenis produk obat – obatan,
kebutuhan rumah, serta suplemen tubuh.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
paparan diatas, maka penyusun menentukan rumusan masalah sebagai berikut ini :
1 Apakah metode pamasaran Multi Level
Marketing dapat diterapkan oleh
perusahaan yang ada di Indonesia?
2 Bagaimana sistem manajemen perusahaan Multi
Level marketing (MLM) yang dianut oleh perusahaan K-Link?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Manajemen perusahaan yang
menganut sistem Multi Level Marketing.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Adapun berbagai manfaat
dalam pembuatan makalah ini adalah :
Bagi
mahasiswa, makalah ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan kreativitas dalam pembuatan
makalah, serta dapat menambah wawasan mengenai seluk beluk perusahaan yang
menganut sistem Multi Level Marketing (MLM)
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 DEFINISI MULTI LEVEL
MARKETING
Selain Multi
level marketing sebenarnya masih ada salah satu sistem pemasaran yaitu Single
Level marketing (Pemasaran Satu Tingkat). Yang maksudnya adalah metode metode pemasaran barang atau jasa dari sistem penjualanlangsung melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan
barang atau jasa yang dilakukannya sendiri.Namun
dalam makalah ini yang akan kami kaji adalah perusahaan yang menganut sistem
Multi Level Marketing.
Multi Level Marketing ( Pemasaran Multi Tingkat ), yang maksudnya
adalah metode pemasaran barang atau jasa dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran yang terbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitrra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan dari anggota jaringan di dalam kelompoknya.
Menurut MLM Leaders ( 2007, p. 20 ), Multi Level Marketing
( MLM ) adalah metode pendistribusian barang atau jasa dengan sistem
penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk jaringan.
Dimana para distributornya akan mendapatkan pendapatan dari penjualan langsung
yang dilakukan sendiri dan pendapatan dari total omzet jaringan atau kelompok dari organisasi yang telah dibangunnya.
Menurut Odop ( 2007, p. 20 ), Multi Level Marketing atau yang sering
disingkat MLM merupakan sebuah cara memasarkan produk dari produsen ke customer melalui agen atau distributor tunggal mandiri. Agen yang mandiri ini mendapatkan kompensasi bonus yang diberikan oleh perusahaan atas jasanya menjual dan memperkenalkan produk mereka.
Sedangkan menurut Poe ( 2000, p. 3 ), pemasaran sistem jaringan
( MLM ) adalah suatu sistem yang memungkinkan para wiraniaga bekerja dari
rumah, merekrut wiraniaga lain, dan memperoleh komisi dari hasil penjualan yang dilakukan wiraniaga yang telah direkrutnya ( dan juga dari wiraniaga
yang kemudian direkrut oleh wiraniaga yang baru direkrut tadi dan
seterusnya).
2.2 SEJARAH MULTI LEVEL
MARKETING
Menurut Nayasi ( 2008 ), Multi Level Marketing ( MLM ) ditemukanoleh dua
orang profesor pemasaran dari Chicago pada tahun 1940-an.
Produk pertama yang dijual adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite.
Saat itu Nutrilite Products Inc merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang dikenal telah menggunakan metode penjualan secara bertingkat.
Dengan modal awal yang relatif tidak besar, seorang tenaga penjual bisa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama, keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan yang berhasil dijual kekonsumen.
Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan.
Rancangan penjualan perusahaan itu menarik perhatian Rich De Vos
dan Jay Van Andel pemuda dari Michigan ini kemudian memutuskan bergabung sebagai tenaga penjual. Hasilnya, dalam kurun waktu sembilan tahun mereka tidak hanya menikmati keuntungan dari menjual produk Nutrilite, tapi yang paling melekat dalam benak mereka adalah kehebatan konsep penjualannya. Suatu konsep yang merupakan dasar dari terbentuknya Amway Corporation di kemudian hari.
Pada pertengahan tahun 1950, organisasi dalam perusahaan Nutrilite mengalami guncangan. Momentum ini merupakan awal berdirinya Amway pada tahun 1959. Amway didirikan oleh Rich De Vos dan Jay Van Andel, berdasarkan suatu keyakinan, bahwa kesuksesan memasarkan suatu produk adalah menjualnya secara langsung kepada pelanggan.
Berdasarkan pengalaman berharga yang diperoleh dari Nutrilite,
mereka memulai usaha yang sederhana dengan menempati sebuah gudang di kota
Michigan Dengan produk awal LOC ( Liquid Organic Cleaner ),
suatu cairan pembersih biodegradable yang aman untuk lingkungan.
Usaha ini kemudian berkembang menjadi Amway Corporation, sebuah perusahaan yang
berskala internasional di 80 negara dan teritori.
MLM sendiri mulai tumbuh di luar Amerika Serikat pada tahun 1960-an.
Dan dalam waktu singkat, berkembang pesat sebagai bagian yang terpenting dari industri penjualan langsung.
Selama puluhan tahun MLM terbukti merupakan cara yang sangat sukses
memberikan penghasilan yang layak kepada pelanggan secara langsung.
Kesuksesan ini terlihat nyata ketika pada tahun 1972 Amway membeli Nutrilite Inc
2.3
Mekanisme Kerja MLM
Perusahaan
terikat kontrak untuk memasok barang dan membayar komisi penjualan serta
memberikan pelayanan. Lazimnya
perusahaan memberikan kartu tanda anggota
agar distributor dapat membeli produk dari perusahaan MLM untuk dijual kepada pelanggan
atau untuk dipergunakan sendiri. Setiap
distributor harus berlatih dahulu sebelum
distributor diijinkan untuk turut
menjual.
Mengecerkan
produk merupakan langkah pertama menuju pendapatan tambahan.
Perbedaan
harga eceran dan harga grosir merupakan penghasilan distributor. Tanggung
jawab
distributor adalah membayar produk saat memesan, dan mengambil produk –produk tersebut dari
sponsornya. Sponsor akan memasok distributor secara langsung dengan semua produk dan peralatan rnenjual.
Sponsor menerima produk tersebut dari
sponsornya, demikian seterusnya,
Seorang
distributor dengan volume bisnis yang telah ditentukan akan dapat
memesan
produk- produk langsung dari perusahaan yang bersangkutan. Makin besar
volume
maka mak in besar pula potongan harga. Jika telah dicapai potongan harga
maksimum,
maka distributor dapat memperoleh bonus ekstra dari perusahaan yang
bersangkutan. Agar penghasilan distributor berlipat ganda
maka dikembangkan jaringan
penjual
Jaringan penjualan yang dibentuk dapat
berwujud berbagai tingkatan distributor (bertingkat satu, dua , tiga, dan
seterusnya), yang digambarkan sebagai berikut .
Tingkatan
distributor akan mempengaruhi perhitungan penghasilan. Oleh karena itu organisasi dari penjualan harus dapat dikendalikan oleh distributor.
Semakin banyak anggota pada setiap tingkatan, maka lebih
banyak waktu dan perhatian yang dilimpahkan untuk melakukan pemantauan
dan pengendalian.
2.4 KARAKTERISTIK BISNIS MLM
Menurut MLM Leaders ( 2007, p. 4 ), beberapa karakteristik dari bisnis MLM :
1. Modal Rendah
Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis MLM tidaklah tinggi,
hanya berkisar pada puluhan ribu rupiah. Rendahnya modal awal ini disebabkan karena :
a.
Sebagai distributor / agen, perusahaan MLM tidak harus menyediakan tempat seperti ketika membuka toko atau kantor,
untuk jenis usaha lainya. Seseorang bisa menggunakan rumah sebagai tempat usaha. Bahkan, ada perusahaan MLM yang menyediakan tempat / kantor sebagai pusat kegiatan para agen /distributornya.
b.
Sebagai distributor / agen tidak perlu memiliki persediaan / stok barang yang
banyak cukup hanya sebagai contoh produk saja. Kalaupun ingin memiliki persediaan produk, persediaan itu hanya bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan transaksi.
Ketika terjadi transaksi di rumah konsumen atau prospek, tidak perlu membuang waktu untuk perjalanan pulang pergi dari rumah konsumen ke kantor perwakilan perusahaan hanya untuk membeli satu atau dua produk. Persediaan atau stok barang yang besar dilakukan oleh pihak perusahaan, ataupun pihak yang telah ditunjuk oleh perusahaan sebagai perwakilan di wilayah
tersebut.Hal inilah yang membuat distributor / agen sebuah perusahaan
MLM tidak membutuhkan modal yang besar.
c. Sebagai distributor / agen tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggaji manajemen. Perusahaan MLM biasanya telah menyiapkan manajemen untuk menangani bidang administrasi serta seluruh kegiatan operasional lainnya.
Dengan demikian, para distributor / agen cukup hanya memfokuskan diri pada
bidang pemasaran dan pembentukan jaringan rekan kerja ( networking ).
Selain itu, modal awal yang dikeluarkan sebenarnya hanya digunakan untuk mengganti biaya cetak dari:
1.
Lembaran brosur yang mengulas tentang profil perusahaan
2.
Lembaran brosur yang berisi keterangan mengenai produk -produk yang dimiliki perusahaan Lembaran informasi yang berisi rencana bisnis perusahaan.
Informasi yang diberikan meliputi jumlah pendapatan yang
bisa diterima, cara memperoleh pendapatan yang lebih besar
lagi, serta langkah-langkah, atau persyaratan yang harus
dipenuhi baik dalam volume penjualan maupun banyaknya
jumlah rekan kerja yang berhasil dibentuk.
2. Pengarahan dan Bimbingan
Bisnis MLM menjadi sebuah bisnis dambaan. Setiap orang yang ingin
memiliki sebuah bisnis pasti menginginkan adanya bimbingan dari seseorang
yang lebih memiliki pengalaman dalam bisnis, atau usaha tersebut.
Dalam bisnis MLM, setiap orang akan mendapatkan bimbingan yang berasal
dari upline dan support system. Tidak adanya pengarahan dan bimbingan akan
mempersulit,bahkan menghambat seseorang dalam membangun sebuah bisnis.
3 . Resiko kecil
Bisnis MLM memiliki resiko yang sangat kecil, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada. Kecilnya resiko dalam bisnis ini disebabkan oleh :
a. Modal usaha yang kecil. Ketika terjadi sesuatu yang sangat
buruk, dan seseorang harus berhenti menjalankan bisnis ini,
orang itu tidak akan kehilangan modal atau uang dalam
jumlah besar. Bandingkan dengan kerugian yang dialam ketika seseorang berhenti menjalankan bisnis lain yang dibuka dan dijalankan sendiri.
b. Sistem transaksi cash and carry. Semua pembayaran
dilakukan secara tunai oleh setiap rekan kerja. Hal ini
membuat seseorang yang menjalankan bisnis ini tidak
memiliki piutang tak tertagih, seperti yang biasanya ada pada
bidang bisnis lainnya.
c. Tanggung jawab terpisah. Masing-masing orang memiliki
tanggung jawab dan kewajiban sendiri-sendiri.
4. Pendapatan tidak terbatas / besar.
Bisnis jaringan adalah sebuah bisnis yang memiliki potensi
pendapatan yang sangat besar, bahkan bisa dikatakan tidak terbatas.
Hal ini disebabkan karena dalam jaringan bisnis seseorang tidak ada
pembatasan jumlah rekan kerja yang boleh dimiliki.
5. Perluasan wilayah / ekspansi usaha
Ekspansi usaha adalah salah satu cara untuk memperbesar
pendapatan dan juga memperkecil resiko kehilangan pendapatan.
Perluasan wilayah menjadi satu hal yang penting untuk dilakukan karena kita
tidak pernah tahu kapan akan terjadi sesuatu pada salah satu wilayah usaha kita.
Hal-hal yang bisa terjadi pada sebuah wilayah:
a. Bencana alam
c. Keadaan ekonomi yang memburuk
d. Perubahan kebijakan
e. Kestabilan keamanan dan politik satu wilayah yang bisaberubah
sewaktu-waktu
Kemudahan dalam melakukan perluasan wilayah bisnis MLM disebabkan oleh:
1. Kegiatan bisnis MLM tidak membutuhkan tempat, atau outlet
khusus. Kegiatan dari bisnis ini bisa dilakukan dimana saja, bahkan di rumah sekalipun.
2. Perluasan wilayah bisnis tidak membutuhkan persediaan barang
yang terlalu banyak.
3. Perluasan wilayah bisnis tidak membutuhkan pengurusan ijin
untuk menjalankan usaha.
4. Distributor MLM tidak membutuhkan karyawan untuk
menjalankan usahanya.
5. Rekan kerja yang dibutuhkan pada suatu wilayah baru bisa
dibentuk dari siapapun, bahkan orang yang baru dikenal di
wilayah tersebut.
2.5
Alasan Pendistribusian Secara MLM
Menurut Prana ( 2007 ), ada beberapa alasan mengapa perusahaan
memilih MLM untuk mendistribusikan produknya, diantaranya :
1. Biaya overhead distribusi yang rendah
Typical distribusi melalui retail melibatkan serangkaian regional,
negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang -barang. Masing -masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.
Jalur distribusi non MLM :
Manufacturer -> transporter -> wholesaler -> retailer > advertisers-> customers
Jalur distribusi MLM :
Manufacturer -> representative -> customer
2. Tim sales dan marketing yang termotivasi
Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat dicustomer.
2.6
Istilah dalam Dunia MLM
Berikut ini isitilah-istilah yang sering digunakan dalam bisnis Multi Level Marketing
A. Upline
Menurut MLM Leaders ( 2007, p. 7 ), Upline, yaitu rekan kerja
yang telah mengajak seseorang untuk menekuni usaha MLM. Dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki, mereka dapat mengarahkan, membimbing, serta mendampingi seseorang saat menjalankan bisnis ini.
B. Downline
Menurut MLM Leaders ( 2007, p. 196 ), Downline adalah semua jaringan di bawah upline. Ini termasuk orang yang upline sponsori
sendiri dan orang yang disponsori.
C. Crossline / Sideline
Menurut Supiansyah ( 2007 ), Crossline atau sideline adalah apabila
antara mitra yang satu dengan mitra yang lain tidak berada dalam
satu garis jaringan ( network family ) atau dengan kata lain berada di
luar jaringannya.
D. Support System
Menurut MLM Leaders ( 2007, p. 7 ), Support system adalah sebuah
organisasi yang menyediakan berbagai sistem pendidikan untuk
distributor dalam sebuah MLM. Biasanya perusahaan MLM hanya
menyediakan produk atau jasa yang akan dipasarkan dan juga bonus
yang akan dibayarkankepada distributor. Support system yang
menyediakan pendidikan dan alat penunjang yang memudahkan
distributor dalam menjalankan bisnis MLM-nya.
2.7 Sistem Konsep Piramida
Menurut MLM Leaders ( 2007, p. 201 ), Sistem konsep piramida
adalah suatu sistem yang menawarkan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan yang besar dengan sedikit usaha. Sistem semacam ini sudah ada
di Taiwan, AS, Malaysia dan di negara-negara lain, tetapi karena banyaknya
pengaduan dari para distributornya maka saat ini sistem ini diawasi secara
ketat oleh pemerintah
karena dianggap merugikan dan meresahkan masyarakat luas. Dan saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan sistem konsep piramida ini tutup.
Dengan sistem konsep piramida, keuntungan dari seorang
Anggota biasanya murni diperoleh dari hasil merekrut anggota lain.
Jika anggota tidak melakukan perekrutan, maka dapat dipastikan bahwa dia
tidak akan
mendapat keuntungan.
Kebanyakan bisnis MLM dengan sistem konsep piramida tidak
menjual produk, tetapi ada beberapa yang menggunakan produk hanya
sebagai kedok saja. Anggota yang berada pada tingkat bawah atau dekat
dengan tingkat paling bawah sudah dapat dipastikan akan merugi
2.8 Perbedaan Sistem Konsep Piramida dengan MLM
Multi Level Marketing ( MLM ) memiliki struktur mirip dengan sistem
konsep piramida dimana seseorang anggota berusaha merekrut orang lain untuk menjadi anggota. Perbedaannya, pada MLM ada produk yang diperjual belikan.Keuntungan didapatkan jika seseorang anggota atau downlinnya melakukan penjualan produk. Artinya, walaupun anggota berada pada tingkat paling bawah, potensi untuk mendapatkan keuntungan masih terbuka. Priyadi ( 2006 ).
Menurut Pranadjaja ( 2005 ), Perbedaan sistem konsep piramida
dengan sistem konsep MLM yang murni :
1. Bisnis MLM yang benar mempunyai produk yang akan dibeli
customer bahkan oleh mereka yang memilih tidak bergabung ke perusahaan MLM tersebut.
2. Sistem konsep piramida biasanya memberlakukan biaya registrasi
yang tinggi untuk menjadi sumber bonus utama bagi upline. MLM
yang legal hanya mempunyai biaya registrasi yang rendah untuk
starter kit, manual.
3. Sistem konsep piramida memberikan janji - janji penghasilan yang
tidak masuk akal. MLM yang benar akan menyatakan bahwa
seseorang membangun penghasilan berdasarkan kerja keras dan
dedikasi.
4. Jika perusahaan mempunyai produk dan jasa yang bagus dan
bonus berasal dari pembelian produk dan jasa tersebut ( baik itu
dari pembelian berulang atau penjualan ke customer baru ), maka
sistem tersebut bukan menggunakan sistem konsep piramida
BAB III
PT.
K-LINK INDONESIA
3.1 TENTANG K-LINK
INDONESIA
K-Link
merupakan salah satu perusahaan penjualan langsung terkemuka di Indonesia.
Pusat stocklist dapat ditemukan hampir di setiap kota besar dan kota-kota di
seluruh negeri ini, seiring dengan adanya pembukaan gerai-gerai baru secara
terus menerus.
Produk-produk K-Link terdiri dari produk-produk suplemen kesehatan, kecantikan,
perawatan tubuh, UIE, serta perawatan mobil dan rumah yang mencakup
produk-produk yang sudah cukup dikenal seperti K-Liquid Chlorophyll,
K-OmegaSqua dan K-Ayurveda.
Didirikan pada bulan Mei 2002, K-Link Indonesia
telah menerima banyak penghargaan yang membuktikan bahwa orang-orang, produk
dan bisnis K-Link merupakan
yang terbaik di industri ini. Dengan dilandasi oleh nilai-nilai utama serta
fokus pada misi dan visi K-Link,
bagian dari cetak biru kesuksesan K-Link
mempunyai slogan, 'Unity is Power'. K-Link percaya kesuksesan dapat
dicapai melalui kerja sama tim yang kuat, dan budaya inilah yang selalu K-Link
upayakan untuk tumbuh dalam Perusahaan K-Link.
Dengan lebih dari 2,4 juta anggota, disinilah
tempat orang-orang menawarkan beragam perspektif, berbagi ide, pengetahuan dan
pemahaman yang dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan masing-masing
individu. Ini adalah kunci untuk memastikan K-Link Indonesia terus tumbuh dan
berkembang, dengan tujuan menjadi perusahaan Multi Level Marketing yang paling
dominan di negeri ini.
K-Link Indonesia didedikasikan untuk memenuhi
tantangan yang akan muncul seiring dengan masyarakat dan bisnis yang terus
berkembang, dan K-Link yakin dan bersemangat karena K-Link terus mengembangkan produk,
yang K-Link percaya akan menjadi patokan dalam kualitas produk dan peluang
bisnis baik secara nasional maupun global di masa yang akan datang.
3.2 VISI PERUSAHAAN
PT K-Link Indonesia mempunyai visi sebagai berikut
“Untuk menjadi perusahaan MLM terkemuka di Indonesia dengan jutaan
distributor yang tersebar di berbagai daerah, pulau-pulau dan provinsi di
seluruh kepulauan yang luas ini, mencetak ribuan pemasar-pemasar MLM yang
memiliki penghasilan di atas rata-rata penghasilan kalangan menengah di
Indonesia”.
MISI
PERUSAHAAN
Untuk memasarkan
produk makanan dan minuman kesehatan, produk penunjang dan perawatan kesehatan
yang berkualitas dan teruji khasiatnya, dengan harga yang dapat dijangkau bagi
masyarakat luas. K-Link menawarkan konsep bisnis multi level marketing yang
dapat dijalankan oleh setiap orang dari beragam latar belakang sosial dan
pendidikan.
3.3 NILAI – NILAI DASAR PERUSAHAAN
Perusahaan
K-Link Indonesia memiliki nilai – nilai dasar sebagai berikut :
- Produk yang
berkualitas dan teruji
- Marketing
plan yang adil, mudah dicapai dan pemasaran direct selling murni
bersertifikasi syariah
- Manajemen
dan pemegang saham yang berpengalaman di bisnis MLM dan memiliki reputasi
yang baik
- K-System,
Sistem Pendukung tunggal yang mengembangkan semua pelatihan dan modul
untuk menunjang kelajuan bisnis para usahawan K-Link.
3.4 FILOSOFI K-LINK
K-Link memberikan produk makanan dan
minuman kesehatan serta penunjang kesehatan sebagai solusi lengkap bagi gaya
hidup sehat dan mewah, sekaligus memperkaya masyarakat dengan pengetahuan,
keterampilan dan pelatihan untuk menjadi penjual langsung yang sangat terampil.
3.5 KOMITMEN K-LINK
Sebagai perusahaan multi level
marketing yang bersertifikasi syariah, K-Link memastikan impian setiap
distributor dapat dicapai melalui marketing plan yang adil, mudah dicapai serta
produk yang mudah dipasarkan, dilatih oleh para pakar yang berpengalaman.
3.6 MENGAPA MEMILIH K-LINK
3.7 BOARD OF DIRECTOR
Gambar di atas adalah pimpinan tertinggi K-Link Internasional.
Nomor 1: Groum Managing
Director : Dato' Dr Darren Goh
Nomor 2: Group Executive
Director : Dato' Lawrence Yap
Nomor 3: Group Finance Director
: Dato K.K. Khor
Nomor 4: Group General Director & President Director K-Link
Indonesia : Dato' Dr. H. MD Radzi
Saleh
|
1. Presiden Direktur PT.
K-Link Indonesia (Dato' DR. H. Md. Radzi Saleh)
Sebagai Presiden Direktur dari K-Link
Indonesia yang berdiri pada Mei
2002, Dato' DR. H. Md. Radzi Saleh mengawasi kegiatan operasional harian
perusahaan.
Visi Bapak Radzi dalam menciptakan
komunitas K-Link yang penuh kasih dan kepedulian, didukung oleh pelaksanaan
program-program CSR perusahaan
Visi Bapak Radzi dalam
menciptakan komunitas K-Link yang penuh kasih dan kepedulian, didukung oleh
pelaksanaan program-program CSR perusahaan, telah membantu meningkatkan
kehidupan masyarakat yang tak terhitung jumlahnya di seluruh Indonesia.
Selain itu, ia juga menulis buku ‘Breaking Fee’, yang sangat memotivasi dan
inspiratif, serta harus dimiliki semua pengusaha pemula.
Melihat jauh ke depan, Bapak
Radzi mempredikisi bintang K-Link Indonesia akun terus bertambah, ia
menambahkan, “Dengan produk-produk yang lebih inovatif, berkualitas tinggi
yang ditambahkan ke dalam katalog Kami, pasar Kami akan terus bertambah luas
di seluruh negeri ini. Sebagai perusahaan Kami secara aktif memantau
bagaimana masyarakat berubah, yang selalu membuat Kami selangkah lebih maju.
Dengan akses ke sarana informasi yang tersedia dari begitu banyak sumber,
baik tatap muka maupun online adalah penting bahwa K-Link menawarkan metode
up-to-date yang terbaru, untuk melayani semua member Kami secara lebih cepat
dan efisien. Bisnis, seperti kehidupan, selalu berkembang, dan ini adalah
saat yang menyenangkan untuk diri Saya sendiri dan semua orang yang terhubung
ke K-Link Indonesia seiring dengan langkah Kami untuk mulai menetapkan
standar bagi industri MLM di Indonesia.
2. General Manager PT.
K-Link Indonesia (Ir. Djoko Komara)
Sebagai orang yang bertanggung
jawab atas pemasaran dan operasional; Bapak Djoko bekerja sama dengan
Presiden Direktur K-Link Indonesia Dato' DR. H. Md. Radzi Saleh dan semua
pemimpin afiliasi K-Link Indonesia untuk mendorong kinerja bisnis dan
pertumbuhan strategis secara terus menerus di wilayah Indonesia.
Dalam perannya ini, beliau telah
berhasil mendorong Pemerintah untuk mengesahkan UU Perdagangan tahun 2014 pada
tanggal 11 Februari 2014, dimana pemerintah mengakui dan melindungi industri
MLM/DS (Multi Level Marketing/Direct Selling)
Beliau juga memegang peran
sebagai ketua Klub Golf K-Link, yang merupakan aspek penting dari program CSR
perusahaan dimana beberapa acara penggalangan dana diselenggarakan oleh klub
ini setiap tahunnya
|
3.8 PENGHARGAAN
YANG DITERIMA K-LINK
K-Link
Internasional telah mendapatkan berbgai macam penghargaan selama ini, yaitu
- Figures of 2006 Direct Selling Industry
in Asia Pasific Region
- Winner of "Best Global Network
Company" By ZGlobal Bussiness Magazine
- Bussiness of The Year Award of 2005
Multilevel marketing Company of the year
- The best market development company in
asia pasific
- Top Ten Direct selling Company In asia
Pasific
- 4th Asia PasificInternational Honesty
Enterprise Keris Award 2005 by Global Bussiness Magazine
- Received by Recognition by the wood
Vinegar Energy Research Asociation, Japan
- Winner of Best Brand Award 2004/2005by
best brand council Malaysia
- From Asia Pasific Direct Selling Forum:
- Executive Member of The world Direct
selling Promotion Association
- 2009 Most valuable direct selling brand
3.9 DIRRECT SELLING
Penjualan
langsung merupakan metode penjualan di mana produk dipasarkan langsung ke konsumen, menghilangkan
kebutuhan untuk grosir, pengiklan dan pengecer. Penjualan langsung dapat
dilakukan satu-satu, dalam sebuah kelompok atau format partai, atau bahkan
secara online.
Di
K-Link, fokus pada bagian "langsung" dari penjualan langsung juga
mengacu pada komponen pribadi dari saluran penjualan tersebut; ini tentang
membangun hubungan dengan orang-orang, dan mempererat hubungan masyarakat
dengan menawarkan pelayanan terbaik dan perhatian secara pribadi.
·
Manfaat dari Penjualan Langsung
Apa yang membuat
penjualan langsung merupakan pilihan karier yang menarik adalah fleksibilitas
yang ditawarkan. Mereka yang terlibat dalam penjualan langsung adalah
kontraktor independen yang menentukan sendiri berapa banyak waktu dan energi
yang mereka investasikan dalam bisnis mereka.
Mereka mengatur
jam kerja mereka sendiri, dan menentukan serta mengontrol keseimbangan
kehidupan kerja-keluarga mereka. Seorang Pemilik Bisnis Independen merupakan
bos dari dirinya sendiri. Penjualan langsung juga merupakan cara untuk memiliki
bisnis dengan investasi modal yang minimal. Dan berikut ini adalah sekema alur
penjualan dirrect selling / MLM.
- Setiap
orang akan mendapat keuntungan dari aktifitas jual beli yang dilakukannya.
Jika dia ingin mendapatkan bonus yang lebih besar, maka dia bisa membangun
organisasi yang lebih besar pula.
- Mereka
yang ada di bawah, tetapi bisa membangun organisasi yang lebih besar
daripada yang mengajaknya, maka yang bersangkutan memiliki peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada orang yang mengajaknya di
atas.
- Jika
pada periode tertentu seorang mitra tidak melakukan pembelian produk, maka
dia tidak akan mendapatkan keuntungan walau pun jalur dibawahnya menghasilkan
omzet yang tidak terhingga.
- Setiap
orang yang bergabung dengan bisnis MLM dan ingin mendapatkan bonus yang
lebih besar, maka dia harus berperan sebagai seller atau end-user dengan
membeli sejumlah produk yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bonus,dan
dia juga harus mensponsori orang lain agar terbentuk organisasi bisnis
yang bisa menghasilkan omzet.
3.1.1
FATWA ULAMA TENTANG MLM
Sistem pemasaran berjenjang atau Multi Level
Marketing (MLM) sedang menjadi sorotan sebagai salah satu pemutar roda ekonomi
di Indonesia. Bicara tentang network marketing, Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang Penjualan
Langsung Berjenjang Syariah (PLBS).
Bisnis MLM merupakan salah satu bisnis modern yang
tidak ada di zaman Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itulah terdapat banyak
perbedaan pendapat mengenai hukum bisnis MLM. Ada yang menghalalkan, ada yang
mengharamkan MLM secara keseluruhan. Ada juga pendapat yang mengatakan halal
atau haram, bergantung pada sistem yang diterapkan dalam MLM tersebut.
Pendapat ketiga ini sepertinya pendapat yang lebih
tepat, karena dalam prakteknya dari sekitar 600 perusahaan MLM yang terdapat di
Indonesia, masing-masing menerapkan sistem yang berbeda. Ada sistem binary,
breakaway, unilevel, viral marketing, skema ponzi, dan
sebagainya. Dari seluruh MLM yang ada, 66 di antaranya sudah resmi terdaftar di
Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI). Dari jumlah tersebut hanya 6 yang
sudah mendapat Sertifikat Syariah dari MUI, satu di antaranya adalah K-LINK.
Perbedaan pendapat mengenai hukum MLM ini semakin
tajam dengan adanya kerancuan istilah antara MLM dengan money game di
kalangan masyarakat. Pemasaran berjenjang pada hakikatnya adalah sebuah
sistem distribusi barang. Banyaknya bonus didapat dari omset penjualan yang
didistribusikan melalui jaringannya. Dr. Setiawan Budi Utomo dalam tulisannya
di laman dakwatuna.com menyatakan :
The Islamic Food and Nutrition of America
(IFANCA) telah mengeluarkan edaran tentang produk MLM halal dan dibenarkan oleh
agama yang ditandatangani langsung oleh Presiden IFANCA M. Munir Chaudry, Ph.D.
IFANCA mengingatkan untuk meneliti kehalalan suatu bisnis MLM sebelum bergabung
atau menggunakannya dengan mengkaji aspek :
1. Marketing
Plan . Adakah unsur skema piramida? Unsur piramida memungkinkan
distributor yang lebih dulu bergabung selalu diuntungkan dengan mengurangi hak
distributor di bawahnya sehingga merugikan downline dan hukumnya haram.
2. Track
Record. Apakah perusahaan MLM tersebut memiliki track record positif
atau tiba-tiba muncul, terutama jika mengundang banyak kontroversi.
3. Produk.
Apakah produknya mengandung zat-zat haram? Apakah mendapatkan jaminan untuk
ditukar apabila produk cacat produksi.
4. Investasi
Berlebihan . Apabila perusahaan menekankan target penghimpunan dana
dan menganggap bahwa produk tidak penting atau hanya sebagai kedok, terutama
jika modal awal seperti uang pendaftarannya cukup besar. Ini patut dicurigai
sebagai arisan berantai (money game) yang menyerupai judi.
5. Sistem
Kerja. Telitilah skema kerja sebagai distributor terutama jika perusahaan
MLM tersebut menjanjikan kaya mendadak tanpa bekerja.
Di Indonesia, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) sebagai lembaga resmi yang diakui pemerintah RI dan
melibatkan ulama dari berbagai Ormas Islam telah mengeluarkan fatwa yang dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menentukan halal haramnya sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bisnis MLM.
Dalam fatwa yang ditandatangani oleh Ketua DSN MUI
DR. KH. Sahal Mahfudz dan Sekretaris KH. Drs. Ichwan Sam pada tanggal 25 Juli
2009, dijelaskan ada 12 persyaratan bagi MLM terkategori sesuai syariah, yaitu
:
1.
Ada obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa;
2.
Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan
atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram;
3.
Transaksi dalam perdagangan tidak mengandung unsur gharar, maysir,
riba’, dharar, dzulm, maksiat;
4.
Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up),
sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas;
5.
Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota, besaran maupun bentuknya
harus berdasarkan prestasi kerja yang terkait langsung dengan volume atau nilai
hasil penjualan produk, dan harus menjadi pendapatan utama mitra
usaha dalam PLBS;
6.
Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota harus jelas jumlahnya, saat
transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa
yang ditetapkan perusahaan;
7.
Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara reguler
tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa;
8.
Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak
menimbulkan ighra’.
9.
Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota
pertama dengan anggota berikutnya;
10.
Sistem perekrutan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak
mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia,
seperti syirik, kultus, maksiat dan sebagainya;
11.
Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan wajib membina dan
mengawasi anggota yang direkrutnya;
12.Tidak
melakukan kegiatan money game.
Sedangkan money
game menurut fatwa DSN MUI No. 75/DSN MUI/VII/2009 adalahkegiatan penghimpunan dana masyarakat atau
penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/pendafta
ran mitra u saha yang baru/bergabung kemudian, dan bukan
dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang
dijual tersebut hanya kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas yang dapat
dipertanggungjawabkan .
3.1.2 JENJANG KARIR DI K-LINK
Di K-Link anda berkesempatan mendapatkan
peringkat atau jenjang karir, Peringkat anda di K-link juga menentukan tinggi
rendahnya penghasilan yang anda capai.Cara cepat untuk kenaikan peringkat
miliki 3 Frontline (3 Kaki), dan pada ke 3 Frontline / kaki anda juga
anjurkan untuk melakukan hal yang sama , Lakukan pembinaan ke tiga fronline
anda, ajarkan kepada mereka masing-masing untuk memiliki 3 Frontline (3
Kaki) juga. Lakukan penduplikasian secepatnya
Sistem
kenaikan peringkat dalam K-Link memiliki keunggulan antara lain :
- Tidak
ada batas waktu
- Satu
naik peringkat semua naik peringkat
- Tidak
akan pernah turun peringkat
- KEUNTUNGAN
dibagi secara proporsional
- kenaikan
peringkat berdasarkan akumulasi penjualan
Peringkat
|
Jenjang
karir
|
Syarat
|
3%
|
Member
|
Akumulasi
Belanja Pribadi dan Grup 100BV
|
6%
|
Senior
Member
|
Akumulasi
belanja Pribadi dan Group 400BV
|
9%
|
Supervisor
|
Akumulasi
Belanja Pribadi dan Grup 2000BV
|
12%
|
Assisten
manager
|
Akumulasi
Belanja Pribadi dan Grup 8000BV
|
15%
|
Manager
|
Akumulasi
Belanja Pribadi dan Grup 15000BV
|
17%
|
Sapphire
Manager
|
Memiliki
1 Manager di salah satu frontlinenya
|
19%
|
Ruby
Manager
|
Memiliki
2 Manager di 2 kaki frontlinenya yang berbeda
|
21%
|
Emerald
Manager
|
Memiliki
3 Manager di 3 kaki frontlinenya yang berbeda
|
23%
|
Diamond
Manager
|
Memiliki
4 Emerald Manager di frontlinenya yang berbeda
|
25%
|
Crown
Manager
|
Memiliki
8 Emerald Manager di frontlinenya yang berbeda
|
28%
|
Crown
Ambassador
|
Memiliki
12 Emerald Manager di frontlinenya yang berbeda
|
28%
|
Senior
C. Ambassador
|
Memiliki
14 Emerald Manager di frontlinenya yang berbeda
|
Royal
C. Ambassador
|
Memiliki
17Emerald Manager di frontlinenya yang berbeda
|
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas kami dapat menyimpulkan bahwa perusahaan Multi
Level Marketing Di Indonesia telah berkembang pesat. Terutama semenjak
dihapuskannya sistem kerja Pyramid dan didirikannya Asosiasi Pemasaran Langsung
Indonesia (APLI).Oleh Karena Itu dengan adanya lembaga tersebut, perusahaan
yang menganut sistem Multi Level Marketting / Dirrect Selling dapat dikontrol
dengan baik.Sehingga, perusahaan MLM yang telah ada tidak akan melanggar norma
aturan yang telah dditerapkan oleh APLI. Perusahaan yang menjalankan
manajemennya dengan baik tentu akan mengalami peningkatan ke level yang lebih
tinggi. Sementara perusahaan yang tidak tertata rapi akan cenderung merugi dan
mengakibatkan kebangkrutan.
Perusahaan K-Link Indonesia yang merupakan perusahaan penganut sistem
Multi Level Marketing, masih bisa bertahan di dunia Industri Indonesia. Hal ini
tentunya disebabkan oleh manajemen yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Selain itu, dengan adanya produk yang berkualitas dapat lebih menarik minat
masyarakat untuk turut bergabung menjadi member perusahaan tersebut.
4.2 Saran
Dari uraian kesimpulan di atas, penyusun menyarankan
tidak ada salahnya kita menjadi member dari salah satu perusahaan multi level
marketing yang ada di Indonesia. Dengan adanya niat dan tekad untuk berjuang di
bisnis tertentu, itu akan membawa keuntungan untuk diri kita di masa mendatang.
Namun, perlu diperhatikan juga bahwa, bisnis MLM bukanlah bisnis yang instan
untuk menghasilkan keuntungan. Perlu usaha keras untuk mancapai target – target
yang telah ditentukan. Selain itu, kita juga harus membekali diri kita dengan
seluk beluk dunia Multi Marketing, sehingga apabila dikemudian hari kita
mengalami kerugian tentunya tidak akan membuat kita berputus asa.
BAB V
LAMPIRAN
5.1 Daftar Pustaka
http://harikuyangcerah.blogspot.com/2008/12/bab-i-pendahuluan-1.html
Langganan:
Postingan (Atom)